SEJARAH SINGKAT SD NEGERI SUMBERADI
1. Pendahuluan
1.1 Sejarah Awal Berdirinya SD Negeri Sumberdadi
Sejarah SD Negeri Sumberdadi dimulai pada tahun 1938 ketika sekolah ini didirikan di atas lahan yang berukuran luas ± 2225 M2 di Jalan H. Abd. Majid No 63 Desa Sumberdadi Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Awalnya SD Negeri Sumberdadi bernama SD Negeri Sumbergurit dengan kepala sekolah bernama bapak Joyo Sumarto (1938 – 1950). Setelah beliau purna tugas bapak kepala sekolah Joyo Sumarto digantikan oleh bapak Moch Mian (1950 – 1985). Pada saat kepemipinan bapak Moch Mian (1985) nama Lembaga Pendidikan adalah SD Negeri Sumbergurit.
Pada tahun 1986 SD Negeri Sumbergurit berubah nama menjadi SD Negeri Sumberdadi 1 dengan nama kepala sekolah bapak Moch Mian (1986 – 2000) dan SD Negeri Sumberdadi 2 dengan nama kepala sekolah ibu Sri Rahayu, A.Ma.Pd. (1986 – 2006) Luas bangunan masing-masing adalah SD Negeri Sumberdadi 1 ± 350 M2 dengan luas lapangan upacara ± 215 M2 dan SD Negeri Sumberdadi 2 dengan luas bangunan masing-masing adalah ± 560 M2 dengan luas lapangan upacara ± 445 M2.
Pada tahun 2000 bapak Moch. Mian purna tugas sebagai kepala sekolah SD Negeri Sumberdadi 1, maka pada tahun 2000 tersebut ibu Sri Rahayu, A.Ma.Pd diberikan tugas tambahan untuk merangkap kekosongan Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi 1 selama 2 tahun. Dan pada tahun 2002 SD Negeri Sumberdadi 1 mendapatkan mutasi kepala sekolah dari SD Negeri Mojosari Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan, beliau bernama bapak Djaimun, A.Ma.Pd. Beliau menjadi kepala sekolah SD Negeri Sumberdadi 1 dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008.
Pada tahun 2008, ada kebijakan regroup/penggabungan sekolah untuk efektifitas dan efisinsi utamanya sekolah yang di satu lokasi terdapat 2 (dua) atau lebih sekolah. Dasar hukum kebijakan tersebut adalah: (1). Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 421.2/2501/Bangda/ 1998 tentang pedoman pelaksanaan penggabungan sekolah (regrouping) SD, (2). Kepmendiknas Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah, dalam ayat 1 pasal 23 dinyatakan bahwa pengintegrasian sekolah merupakan peleburan atau penggabungan dua atau lebih sekolah sejenis menjadi satu sekolah. Maka sejak saat itu SD Negeri Sumberdadi 1 dan SD Negeri Sumberdadi 2 digabung dengan nama SD Negeri Sumberdadi. (Lampiran 1)
Pada tiga tahun berikutnya, SD Negeri Sumberdadi terus tumbuh dan berkembang, dengan penambahan ruang kelas, perpustakaan, dan mushola. Pada tahun 2012, SD Negeri Sumberdadi menjadi salah satu sekolah dengan jumlah siswa terbanyak di Kecamatan Mantup, dengan total 223 siswa dan 14 guru yang berkualitas. SD Negeri Sumberdadi telah menghasilkan banyak lulusan yang sukses dalam berbagai bidang, termasuk bidang akademik dan non akademik.
1.2 Latar Belakang Pendirian Sekolah
Latar belakang pendirian Sekolah Dasar Negeri Sumberdadi adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan akses pendidikan: Pendirian sekolah dapat mendorong peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar. Hal ini terutama terjadi pada masa-masa awal pendirian sekolah, ketika pendidikan masih terbatas bagi kalangan tertentu saja.(2) Memenuhi kebutuhan pendidikan yang spesifik: Kadang-kadang pendirian sekolah juga didorong oleh kebutuhan pendidikan yang spesifik, seperti sekolah agama, sekolah khusus untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, atau sekolah yang mengajarkan bahasa atau budaya tertentu.(3) Meningkatkan kualitas pendidikan: Pendirian sekolah dapat dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu daerah atau negara. Sekolah yang didirikan biasanya memiliki standar dan kurikulum tertentu yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan. (4) Memperkuat identitas nasional: Di beberapa negara, pendirian sekolah dianggap sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat identitas nasional dan meningkatkan kesadaran akan sejarah dan budaya nasional. Sekolah-sekolah ini biasanya mendorong pengajaran bahasa dan budaya nasional, serta nilai-nilai yang dianggap penting bagi identitas nasional. (5) Meningkatkan perekonomian: Pendirian sekolah juga dapat dianggap sebagai investasi jangka panjang dalam perekonomian suatu daerah atau negara. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas ekonomi.
1.3 Tujuan Penulisan Sejarah Sekolah
Tujuan penulisan sejarah sekolah dapat beragam tergantung pada konteks dan pemangku kepentingan yang ditujuh. Beberapa tujuan umum dari penulisan sejarah sekolah adalah sebagai berikut:
Mengikuti lomba Hardiknas tahun 2023 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan tentang “Menulis Sejarah Sekolah”
Mempertahankan dan melestarikan sejarah sekolah untuk mempertahankan dan melestarikan sejarah sekolah itu sendiri. Dengan mencatat sejarah sekolah, dapat dihindari kehilangan informasi dan pengalaman berharga yang dapat membantu memperkuat identitas dan budaya sekolah.
Memberikan pemahaman dan penghargaan kepada generasi saat ini dan masa depan memberikan pemahaman dan penghargaan kepada generasi saat ini dan masa depan mengenai warisan dan prestasi sekolah tersebut. Hal ini dapat membantu memperkuat ikatan antara siswa dan sekolah, serta menginspirasi siswa untuk mengambil bagian dalam meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah.
Membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah tersebut. Hal ini dapat membantu pengambil keputusan dalam merancang strategi dan program yang lebih baik untuk meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah.
Memperkuat hubungan dengan alumni, dapat membantu memperkuat hubungan dengan alumni, dengan memberikan informasi dan pemahaman yang lebih lengkap mengenai sejarah dan prestasi sekolah. Alumni dapat merasa lebih terhubung dengan sekolah dan dapat menjadi mitra yang berharga dalam membantu memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah.
Menunjukkan kontribusi sekolah terhadap masyarakat, dapat diidentifikasi kontribusi yang telah diberikan oleh sekolah terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa kebanggaan dan penghargaan dari masyarakat terhadap sekolah dan mendorong partisipasi aktif dalam mendukung dan memperkuat sekolah tersebut.
1.4 Metode Penelitian dan Sumber Data yang Digunakan
Metode penelitian dan sumber data yang digunakan dalam penulisan sejarah sekolah dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan konteks penulisan tersebut. Beberapa metode penelitian dan sumber data yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Metode wawancara: Metode ini melibatkan wawancara dengan orang-orang yang terkait dengan sejarah sekolah, seperti alumni, mantan guru dan staf, atau bahkan pendiri sekolah. Wawancara dapat memberikan informasi dan pengalaman yang berharga mengenai sejarah dan perkembangan sekolah.
Studi arsip dan dokumen: Studi arsip dan dokumen dapat digunakan untuk meneliti dokumen-dokumen yang terkait dengan sejarah sekolah, seperti dokumen pendirian, foto, dan buku tahunan. Dokumen-dokumen ini dapat memberikan informasi mengenai asal usul dan perkembangan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan staf sekolah.
Observasi langsung: Observasi langsung dapat dilakukan untuk mengamati kegiatan dan lingkungan sekolah secara langsung. Hal ini dapat membantu dalam memahami bagaimana sekolah beroperasi, bagaimana budaya sekolah berkembang, dan bagaimana siswa dan staf sekolah berinteraksi.
Studi literatur: Studi literatur dapat dilakukan untuk meneliti literatur atau publikasi yang terkait dengan sejarah dan perkembangan pendidikan, khususnya di daerah tempat sekolah berada. Studi literatur dapat membantu dalam memahami konteks sosial, budaya, dan politik yang mempengaruhi perkembangan sekolah.
Sumber data digital: Sumber data digital seperti situs web, blog, dan media sosial dapat digunakan untuk meneliti informasi yang terkait dengan sejarah dan perkembangan sekolah. Hal ini khususnya berlaku untuk sekolah-sekolah yang lebih baru atau yang memiliki kegiatan online yang aktif.
2. Pendirian Sekolah
2.1 Peran Tokoh-Tokoh Penting dalam Pendirian Sekolah
Tokoh-tokoh penting memiliki peran yang sangat vital dalam pendirian sebuah sekolah adalah Bapak Kepala Desa dan Perangkat (Pemerintahan Desa), tokoh Masyarakat dan Kepala Sekolah dan Guru yang terdapat disekitar Desa Sumberdadi. Berikut ini kami akan menampilkan biodata atau profile dari kepala sekolah serta visi dan misi, dan kurikulum yang berlaku pada saat itu.
2.1.1 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumbergurit (1938 – 1950)
Nama : JOYO SUMARTO
Tempat, Tgl Lahir : Lamongan, 01 Januari 1918
Tanggal Mulai Tugas : 01 Januari 1938
Tanggal Selesai Tugas : 01 Januari 1950
2.1.2 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumbergurit (1950 – 1985)
Nama : MOCH. MIAN
Tempat, Tgl Lahir : Lamongan, 01 Januari 1930
Tanggal Mulai Tugas : 01 Januari 1950
Tanggal Selesai Tugas : 01 Januari 1985
Kurikulum : Kurikulum 1947, 1964, 1968, 1975 & 1984
2.1.3 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi 1 (1986 – 2000)
Nama : MOCH. MIAN
Tempat, Tgl Lahir : Lamongan, 01 Januari 1930
Tanggal Mulai Tugas : 01 Januari 1986
Tanggal Selesai Tugas : 01 Januari 2000
Kurikulum : Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994
2.1.4 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi 1 (2001 – 2008)
Nama : DJAIMUN, S.Pd
NIP : 130 424 486
Tempat, Tgl Lahir : Madiun, 01 Januari 1952
Tanggal Mulai Tugas : 01 Januari 2001
Tanggal Selesai Tugas : 01 Januari 2008
Kurikulum : KBK (2004) dan KTSP (2006)
2.1.5 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi 2 (1986 – 2006)
Nama : SRI RAHAYU, S.Pd
NIP : 510 046 486
Tempat, Tgl Lahir : Lamongan, 01 Maret 1951
Tanggal Mulai Tugas : 1 Maret 1983
Tanggal Selesai Tugas : 1 Maret 2006
Kurikulum : K -1984, 1994, 2004 & 2006
2.1.6 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi 2 (2006 - 2008)
Nama : Drs. KASMIN (2006 – 2008)
NIP : 130 424 716
Tempat, Tgl Lahir : Lamongan, 01 Maret 1951
Tanggal Mulai Tugas : 1 Maret 2006
Tanggal Selesai Tugas : 1 Maret 2008
Kurikulum : KTSP (2006)
2.1.7 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi ( 2008 – 2011)
Nama : SANTOSO, S.Pd
NIP : 19510716 197501 1 003
Tempat, Tgl Lahir : Bantul, 16 Juli 1951
Tanggal Mulai Tugas : 1 Maret 2008
Tanggal Selesai Tugas : 1 Maret 2011
Kurikulum : KTSP (2006)
2.1.8 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi (2011 – 2018)
Nama : TAMIDJAN, S.Pd
NIP : 19580110 197703 1 003
Tempat, Tgl Lahir : Magetan, 10 Januari 1958
Tanggal Mulai Tugas : 1 Maret 2011
Tanggal Selesai Tugas : 10 Januari 2018
Kurikulum : KTSP (2006) & Kurikulum 2013
2.1.9 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi (2018 – 2022)
Nama : JUNIADI, S.Pd
NIP : 19620626 198303 1 013
Tempat, Tgl Lahir : Mojokerto, 26 Juni 1962
Tanggal Mulai Tugas : 1 Maret 2018
Tanggal Selesai Tugas : 1 Juli 2022
Kurikulum : (K-13) dan Kurikulum Merdeka
2.1.10 Profile Kepala Sekolah SD Negeri Sumberdadi
Nama : GUNTORO, M.Pd
NIP : 19800719 201406 1 002
Tempat, Tgl Lahir : Lamongan, 19 Juli 1980
Tanggal Mulai Tugas : 1 Juli 2022
Tanggal Selesai Tugas : Masih aktif sampai sekarang
Kurikulum : (K-13) dan Kurikulum Merdeka
Seluruh Bapak/Ibu yang pernah menjadi Kepala Sekolah SD negeri Sumberdadi, bisa menjadi contoh yang baik dalam hal integritas, dedikasi, dan komitmen untuk menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang bermutu. (Lampiran 2)
2.2 Proses Pembangunan Sekolah
Proses pembangunan sekolah melibatkan serangkaian langkah yang harus diikuti agar proses tersebut berjalan lancar dan berhasil. Berikut ini adalah beberapa langkah umum yang biasanya dilakukan dalam proses pembangunan sekolah: (1) Perencanaan adalah langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memulai pembangunan sekolah. Hal ini meliputi penentuan lokasi, pengumpulan informasi tentang kebutuhan pendidikan daerah, perhitungan anggaran, dan penyusunan desain sekolah. (2) Setelah merencanakan pembangunan sekolah, langkah selanjutnya adalah mengajukan izin pembangunan kepada pihak berwenang. Izin ini biasanya diperoleh dari pemerintah daerah atau instansi terkait. (3) Setelah mendapatkan izin, proses pembangunan fisik sekolah dapat dimulai. Hal ini meliputi pembangunan gedung sekolah, fasilitas pendukung seperti toilet, kantin, lapangan olahraga, dan sebagainya. (4) Setelah bangunan selesai dibangun, peralatan dan perlengkapan lainnya seperti meja dan kursi, papan tulis, proyektor, dan sebagainya harus dipasang dan diatur dengan baik. (5) Setelah peralatan dan perlengkapan dipasang, proses perekrutan tenaga pengajar dapat dimulai. Hal ini meliputi seleksi dan perekrutan guru yang berkualitas, baik untuk mengajar di kelas maupun untuk memimpin sekolah. (6) Setelah semua tahap di atas selesai, sekolah siap diluncurkan dan dioperasikan. Proses ini meliputi peluncuran formal sekolah, promosi sekolah kepada masyarakat, dan penerimaan siswa baru. (7) Proses pembangunan sekolah tidak berhenti setelah sekolah diluncurkan. Proses evaluasi terus-menerus harus dilakukan untuk mengukur keberhasilan dan memperbaiki kekurangan yang mungkin muncul dalam proses pembangunan dan operasional sekolah.